Keberadaan Tari Baris Gede Télék berhubungan secara langsung dengan cikal bakal pura dalem kedewatan di sanur. Tari Baris Gede télék muncul saat perpindahan Pura Dalem Kedewatan dari Pradesa Wirasana Tangtu Padanggalak menuju Tegal Asah (Sekarang dikenal sebagai Sanur). Ketika perpindahan itu, seluruh kawula atau braya ikut serta mengiringi dengan membawa bahan-bahan pura berupa sesaka dan pratima, iringan-iringan para braya ini disertai dengan ekspresi kegembiraan yang memuncak, keriangan hati yang tiada tara. Bahkan mereka saling melempar-lempar sesaka yang digopohnya, sampai memunculkan gerak ritmis dan hentakan-hentakan kaki menyentuk tanah.
Tanpa disadari, ternyata ada beberapa pengiring yang mengalami trance atau Kerahuan. Saat itu berdenyar-denyarlah pawisik atau sabda yang meminta kepada para braya, kawula dan pengiring bahwa ketika ida bhatara di Pura Dalem Kedewatan tedun atau turun kedunia, maka mesti diiringi dengan Tarian Baris Gede Télék. Oleh karena kemunculan pawisik itu. sampai saat ini, manakala waktu Tilem bertemu Kajeng, maka pada titik pertemua itu, Ida Bhatara/bhatari di Pura Dalem Kedewatan akan tedun dan masyarakat banjar belong di Desa Adat Sanur bersiap Mementaskan Tari Baris Gede Télék.
MAKNA & PERAN
Makna Tari Baris Gede Télék yaitu sebagai pengantar dan pemendakan Ida Bhatara untuk medal atau keluar dari Griya Jero Gede Sanur menuju Pura Dalem Kedewatan sebagai lokasi pelaksanaan piodalan Tilem Kajeng. Jadi, jika Tari Baris Gede Télék tidak dipentaskan, dianggap Ida Bhatara/Bhatari tidak tedun.
